Menulis Artikel Jurnal, Begini Caranya Agar Dapat Lolos

Table of Contents
Credit Photo: Unsplash



Tulisan ini merupakan kelanjutan dari artikel sebelumnya dimana membahas mengenai tips menulis jurnal. Setelah artikel untuk jurnal siap, maka tugas selanjutnya adalah mencari jurnal tujuan, baik itu nasional maupun internasional. 

Untuk jurnal nasional sebaiknya yang terindex Sinta (Sinta 6-Sinta 1), dan untuk internasional usahakan yang terindex Scopus (Q4-Q1), WOS, atau yg Copernicus. Namun Copernicus merupakan pilihan terakhir, karena kum kecil jika untuk kepangkatan.

Untuk jurnal nasional, sebagai pemula kita bisa mulai yang Sinta 6, 5 atau 4. Jurnal tujuan dapat dilihat di https://sinta.kemdikbud.go.id/journals, dengan membuat filter Sinta sekian dan bidang yang dituju.

Cermati satu persatu, pilih publisher dari universitas yang bukan universitas besar seperti UGM, UII dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan pasti banyak author yang submit di universitas besar tersebut, terutama yang sudah berpengalaman, sehingga mungkin
artikel kita akan dilirik belakangan. 

Kemudian perhatikan jumlah edisi pertahun. Kalau kita bisa sabar, maka bisa pilih yang 2 kali setahun, dengan jarak 6 bulan. Ada juga yang terbit 1 tahun 3 sampai 4 kali. Silakan ambil sampel jurnal yang sudah terbit yang mirip dengan tulisan kita, terutama dari unsur
metode penelitian. 

Perhatikan cara author menuliskan jurnalnya, cara menulis tabel, referensi manajemen yang digunakan, serta tahun referensi yang digunakan. Perhatikan juga ABOUT di jurnal tersebut sehingga kita tidak salah alamat.

Setelah mencermati beberapa jurnal dengan beberapa artikelnya, maka kita akan bisa memutuskan jurnal mana yang akan dituju. Tidak kalah penting adalah APC (Article Processing Charge) yang merupakan biaya publikasi.

Biasanya APC tergantung dari indeksasi jurnal. Semakin tinggi indeksasinya maka biayanya pun semakin tinggi. Namun banyak juga jurnal yang gratis. Hati-hati dengan jurnal yang memiliki jumlah artikel yang terlalu banyak dalam 1 edisi/volume, terutama Scopus karena peluang discontinue cukup besar.

Setelah yakin dengan jurnal tujuan, maka langkah selanjutnya kita harus menyesuaikan template naskah dengan jurnal tujuan. Beberapa jurnal menerbitkan artikel dalam bahasa Inggris, maka naskah kitapun harus diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Jangan menggunakan Google translate, karena hasilnya kurang optimal.

Gunakanlah jasa translator, sehingga artikel memiliki bahasa yang baku. Karena salah satu alasan penolakan jurnal adalah bahasa yang kurang baik, terutama bahasa Inggris. Jika sudah siap, kita dapat submit, dengan terlebih dahulu registrasi pada jurnal tersebut. 

Pastikan email yang didaftarkan adalah email aktif, karena semua pemberitahuan akan masuk ke email. Setelah submit, sering-seringlah mengecek akun jurnal tersebut, karena beberapa jurnal merespon dengan cepat.

Kecepatan respon jurnal ini menjadi referensi bagi kita ke depan, untuk submit lagi ke jurnal tersebut, apapun hasilnya baik itu nantinya jurnal kita diterima atau ditolak. Beberapa jurnal akan mereview artikel kita, dan ini bisa kita gunakan untuk perbaikan dan submit ulang, tergantung rekomendasi atau submit ke jurnal lain.  
Jurnal yang terbit April, kita dapat submit di Januari.

Semoga bermanfaat.

Post a Comment